Senin, 26 Januari 2009

Kisah

Teringat aku akan sebuah kisah tentang balada sekeping tanah surga yang tak lagi menjadi barokah bagi para penghuninya, yang tak lagi ,memberi kemakmuran kepada sebagian besar penduduknya, seakan sekeping tanah surga berubah menjadi neraka dunia, sungguh ironi negri yang bagai untaian permata, negri yang di penuhi rasa ketakutan akan kelayakan nafkahnya, negri yang terhina karena terjual harga dirinya demi ke-egoan segelintir anak manusia,Oh INDONESIAKU benar benar aku tak mengerti.

Dari sepenggal kisah yang sangat tidak membanggakan ini saya hanya bisa menggelengkan kepala, kepada siapa kan tercurah segala salah dan dosa, mungkinkah ini semua karena si kaya yang rakus akan segala kekurangannya, ataukah karena si miskin yang asyik dengan ketololannya, ataukah ini di sebabkan para pemimpin yang tidak adil dan bijaksana, ataukah anak negri yang lebih memilih uang daripada memilih imam yang dapat dipercaya, ataukah karena ilmu padi yang sembunyikan para ‘alim dari tempat persembunyiannya, ataukah memang penghuni sekeping tanah surga yang tak tak lagi mengenal Sang pemiliknya..

Mungkinkah karena semua ini,Ada banyak Kegelisahan yang merasuki pikiran, lalu menggores rapuhnya hati menghiasi hari-hari yang di penuhi keinginan, disaat waktu-waktu yang berlalu tanpa mendapat apa yang di citakan, & terus berkutat dalam kebutuhan yang tak terhenti dan terus berganti.. hingga terpupuk rasa ketakutan dalam hati setiap insan yang tak di bekali kekuatan, baik kekuatan financial apalagi keimanan…

Inikah tabir yang tersirat tentang hadits nabi “berbuatlah untuk urusan duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya dan berbuatlah untuk urusan akheratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari” dan dalam riwayat lain “ hampir saja kefaqiran akan menjadikan kekafiran” hingga Allohpun mewashiatkan kepada hambanya “ dan hendaklah mereka takut jika meninggalkan sesudah mereka keturunan yang lemah” maka hendaklah mereka taqwa kpada Alloh dan hendaklah mereka mengatakan perkataan yang benar” (qs 4- 9)

Selain perintah –perintah yang saya ungkapkan tadi masih banyak kewajiban ataupun anjuran yang mengisyaratkan akan kemampuan atau kemapanan dalam urusan dunia, saperti halnya perintah tuk menunaikan ibadah yang membutuhkan kekuatan financial tanpa mengesampingkan teguhnya keimanan, seperti halnya ibadah haji, zakat, sedekah, ataupun ibadah ibadah yang lainnya,..

Namun semudah itukah menciptakan keseimbangan antara dunia dan akherat hingga rosulullohpun menginginkan sahabatnya Usman bin affan menjadi tetangganya di surga, secara pintas saya langsung bertanya pada diri sendiri “kenapa bukan Abu bakar, Umar, Ali ataupun sahabat yang lainnya,”? namun bila di telaah lebih jauh, ada begitu banyak cobaan yang sangat besar bagi orang2 yg mempunyai kemapanan financial seperti Usman bin affan, karena sebuah kelayakan bila tidak sombong disebabkan kemiskinan, ataupun tetap bersabar dengan kekurangan-kekurangan yg di miliki, dan mungkin hanya sedikit orang mengikis ketakutan yang berlebihan terhadap apa yang sangat di cintainya, seperti halnya dalam firman Alloh:

“dan sungguh kami mencoba kalian dengan suatu ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah buahan, kemudian sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,yaitu orang-orang jika di timpa musibah diucapkannya ‘sesungguhnya kami kepunyaan Alloh & kepadaNya kami akan kembali. Merekalah orang-orang yang mendapat ampunan, kehormatan & rahmat dari Tuhannya, dan merekalah orang orang yang mendapat petunjuk”.
(Qs 2-155-157)

Insan manakah yang tak terlepas dari cobaan,? si miskin yang resah dengan apa yang ia inginkan, si kaya yang di hantui rasa kehilangan & kekurangan dengan apa yang dimilikinya, harta benda, ego diri, orang-orang yang di sayangi, ataupun nyawanya sendiri, dan banyak lagi rasa ketakutan yang berlebihan terhdap hilangnya kenikmatan-kenikmatan yang didambakan, hanya orang-orang yang sabar dan terus berserahlah yang akan mendapat kabar gembira dari Tuhannya, dan “tawadlu’ meski menang” adalah kuncinya..

Tidak ada komentar: